Bismillahirahmanirrohim..
Semalam
siang (27 Feb 2015 09;45) adalah jam mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dan
kebetulan dosen yang mengemudikan mata kuliah itu adalah salah seorang direktur
DD Waspada yang juga berprofesi sebagai dosen di STMIK ROYAL Kisaran yaitu
bapak Hambali, M.kom. dan beliau adalah tammatan dari STMIK INTELCOM di medan.
Pada hari itu Beliau memulai mata kuliahnya dengan memperkenalkan dirinya
karena Hari itu adalah hari pertama ia
masuk ke ruangan kami SI 4E.
Beliau
ngoceh di depan kami para mahasiswa kelas SI 4E tentang perjalanan hidupnya.
Saya adalah orang yang paling tidak suka jika ada tenaga penggajar yang
menggunakan waktu belajar hanya untuk cerita tentang kepribadiannya. Saya
sempat gondok dengan dosen yang satu ini karena beliau belum juga memberi
sedikitpun materi tentang matakuliah yang ia bawakan melainkan hanya cerita
perjalanan hidupnya.
Akan
tetapi setelah saya mengikuti alur cerita tentang perjalanan karir beliau mulai
dari tammat SMA hingga menjadi seorang yang bisa dikatakan sukses seperti saat
ini saya mulai tertarik untuk terus mengikuti cerita itu. Dari panjang lebar
cerita pengalaman hidup yang beliau paparkan banyak pelajaran hidup yang bisa
saya ambil dan mungkin harus saya terapkan dalam kehidupa saya.
Beliau
kuliah bukan untuk menghabiskan uang melainkan untuk menghasilkan uang. Beliau
memanfaatkan ilmu yang ia dapat dari perkuliahan itu untuk mencari uang seperti
memperbaiki computer rusak, membuat surat undangan, menerima ketikan dan lain lain.
Beliau dari awal masuk dunia perkuiahan sudah bisa menghasilkan uang tanpa
harus menunggu tammat kuliah. Disitu saya mulai sadar akan diri saya. Saya
sampai saat ini masih belum bisa menghasilkan uang satu rupiah pun. Dari situ
saya mengambil pelajaran bahwa kuliah
itu bukan hanya untuk menghabiskan uang dan hanya sekedar mengejar title
semata. Jadi seorang sarjana itu adalah tanggungjawab yang besar. Seorang sarjana
harus bisa mempertanggungjawabkan title yang di dapatkannya, dan seorang
sarjana harus bisa ikut serta dalam membangun negri ini, seoraang sarjana tidak
boleh menambah beban negeri ini dengan menambah pengangguran. Seoranng sarjana
harus mampu berfikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan supaya bisa
mengurangi pengangguran di negeri ini.
Saya
sering mempertanyakan diri saya, nanti setelah saya selesai kuliah dan saya
diberi gelar S.kom saya mau kerja dimana dan apa yang harus saya perbuat jika
tak ada yang bisa menerima saya untuk brkerja. “Disitu kadang saya merasa sedih”.
Tapi setelah bapak itu menceritakan pengalaman hidupnya yang penuh dengan
kemandiriannya otak saya mulai terbuka bahwa seorang sarjaana itu baukan hanya
mengharapkan untuk dipekerjakan tapi juga harus bisa mempekerjakan banyak
orang.
Kemandirian
juga harus mulai ditanangkan dalam kehidupan ini. Jujur saya katakan ketika
beliau mengatakan bahwa katika ia masuk ke semester tiga beliau sudah berani
mengambil kebijakan yaitu menstop uang kuliah dari orang tua dan berusaha untuk
membiayainya sendiri. saya mulai berfikir bapak itu cukup berani menentang
ketergantungannya dengan orang tua dan kenapa saya tidak berani untuk
mencobanya?
Kepercayaan
diri juga sangat penting dalam setiap orang. Banyak orang yang mungkin terlalu
ragu dengan kemampuannya dan terlalu takut untuk gagal. Belum dicoba sudah
mengatakan “tidak bisa” itu lah yang sering membuat kita gagal dalam segala
hal. Yang terpenting dalam menuju kesuksesan adalah berani untuk mencoba karena
berani sukses berarti berani gagal.